Buat kamu yang tertarik dengan fotografi smartphone, salah satu hal penting yang perlu kamu ketahui adalah perbedaan OIS dan EIS. Keduanya berkaitan dengan image stabilization atau stabilisasi gambar. Soalnya, dalam fotografi smartphone faktor megapiksel dan jumlah kamera sebenarnya bukanlah aspek yang terlalu krusial.
Justru dibandingkan jumlah kamera dan berapa megapikselnya, image stabilization punya peran yang lebih signifikan terutama dalam menentukan kualitas hasil jepretan. Dan di dalam artikel ini, kamu bisa temukan pembahasan lengkap mengenai image stabilization, OIS vs EIS, hingga jenis lainnya yaitu HIS. Untuk info lebih lengkap, simak dulu rangkuman penjelasannya di bawah ini, ya!
Baca Juga: 11 Daftar HP Samsung 1 Jutaan RAM Besar dan Kamera Terbaik
Daftar Isi
Mengenal Image Stabilization
Sebelum kita membahas apa itu EIS dan OIS, yuk pahami dulu apa yang dimaksud dengan image stabilization. Stabilisasi gambar alias image stabilization ini mengacu pada metode-metode yang digunakan untuk menstabilkan sistem kamera. Penggunaannya umum dimanfaatkan saat kamera bergerak ketika aktif.
Baik dalam wujud hardware maupun software, image stabilization sangat penting dalam meningkatkan kualitas gambar yang kamu jepret, apalagi saat kamu mengambil foto menggunakan tangan atau dalam kondisi berguncang/bergoyang. Tanpa adanya image stabilization, foto maupun kamera yang kamu ambil bisa terlihat nge-blur atau kabur.
Seiring dengan makin umumnya format HDR dan mode malam di kamera smartphone, keberadaan image stabilization pun jadi semakin krusial. Oleh karena itu, pada dasarnya semua smartphone modern saat ini sudah memiliki setidaknya satu image stabilization pada satu kamera. Hanya saja, seperti yang sudah disinggung tadi terdapat beberapa jenis image stabilization.
Apa Itu Optical Image Stabilization (OIS)?
Jenis image stabilization yang pertama adalah Optical Image Stabilization alias OIS. Nah, OIS adalah solusi hardware yang menggunakan gyroscope (gyro) sistem elektromekanis mikro (MEMS). Dan gyro EIS adalah sistem yang dapat mendeteksi dan menyesuaikan sistem kamera. Sebagai contoh, ketika kamu sedang memegang smartphone dan tanganmu bergerak sedikit ke arah kanan, sistem OIS ini akan melakukan penyesuaian dan menggeser kamera sedikit ke arah kiri.
Karena OIS merupakan solusi hardware, artinya OIS tidak akan meng-crop gambar yang kamu foto. Hal ini juga berarti bahwa HP menggunakan sensor penuh untuk membaca dan menangkap gambar. Hasilnya, video yang dihasilkan juga bebas dari distorsi atau gangguan karena kamu tidak akan melihat “efek jelly” dan video terlihat jauh lebih natural karena OIS tidak menerapkan efek apapun pada video tersebut.
OIS juga merupakan tool yang penting terutama jika kamu mengambil video atau foto dalam kondisi pencahayaan kurang (low-light). Dalam kondisi seperti itu, shutter kamera cenderung terbuka lebih lama. Tanpa adanya OIS, gambar yang ditangkap bisa terlihat kabur karena gerakan tangan, alias motion blur. Akan tetapi jika ada OIS pada kamera, guncangan sekecil apapun akan diatasi sehingga foto yang dihasilkan pun tetap tajam, bahkan untuk kamera telefoto sekalipun.
Hanya saja, hardware OIS tidaklah murah. Oleh karena itu, smartphone yang dilengkapi dengan teknologi OIS biasanya bukanlah smartphone kelas entry level, walaupun penggunaannya sendiri sudah jauh lebih umum di zaman sekarang.
Apa Itu Electronic Image Stabilization (EIS)?
Sementara itu, Electronic Image Stabilization atau EIS adalah alat image stabilization pada kamera, namun tidak dalam wujud hardware fisik. EIS bekerja dengan cara memanfaatkan akselerometer HP untuk mendeteksi gerakan sekecil apapun.
Setelah itu, software kamera akan mengartikan gerakan-gerakan tadi untuk kemudian menyelaraskan masing-masing frame bersamaan. Untuk pengambilan foto, EIS sangat penting dalam proses mode HRD dan mode malam, mengingat bahwa kamera mengambil beberapa gambar dalam jangka waktu pendek.
Dalam pengambilan video, software EIS akan menemukan titik kontras tinggi dan kemudian berusaha agar titik tersebut terus ada di dalam bagian frame yang sama. Untuk EIS yang lebih modern, penerapannya memanfaatkan machine learning untuk mendeteksi objek gambar dan mengunci stabilisasinya.
Hanya saja, perbedaan OIS dan EIS bisa kamu lihat dari kualitas hasil foto atau videonya. Kalau dengan OIS kamu bisa mendapatkan hasil gambar yang lebih natural, dengan EIS kamu bisa lihat efek sampingnya berupa “efek jelly”. Artinya, perubahan kecil dalam perspektif saat kamera digerakkan bisa terlihat kurang alami ketika diproses dengan EIS.
Apa Itu Hybrid Image Stabilization (HIS)?
Selain EIS dan OIS, ternyata masih ada jenis metode image stabilization lainnya, yaitu Hybrid Image Stabilization (HIS). Seperti yang mungkin sudah bisa kamu tebak dari namanya, HIS ini adalah kombinasi OIS dan EIS, serta bisa menjadi solusi yang andal dalam image stabilization.
Pasalnya, teknologi OIS-nya bisa menunjang stabilisasi hardware, sementara teknologi EIS-nya bisa membantu membuat hasil video yang lebih “mulus”. Di samping itu, kombinasi antara keduanya bisa saling mengeliminasi kekurangan satu sama lain. Salah satu contoh HP yang menggunakan sistem image stabilization HIS adalah Pixel 2 milik Google, yang juga jadi HP Android pertama yang dibekali dengan teknologi ini.
Gimbal, Alternatif Image Stabilizer
Bagaimana jika kamu masih kurang puas dengan footage video yang kamu rekam menggunakan kamera HP-mu, terlepas dari apa teknologi atau sistem image stabilization yang digunakan? Tenang saja, karena masih ada satu trik yang bisa kamu coba: gunakan gimbal.
Pada dasarnya, gimbal ini merupakan gyroscope berukuran besar yang bisa memastikan HP-mu ada di orientasi yang sama selama gimbal kamu seimbangkan dan gunakan dengan benar. Alat ini bisa meng-counter gerakan tanganmu dengan menggerakkan kamera ke arah yang berlawanan.
Meski demikian, kualitas hasil video yang direkam dengan gimbal memang tidak selalu lebih baik daripada kualitas image stabilization pada kamera HP-mu. Hanya saja, kamu tetap bisa mengombinasikan gimbal dengan HP yang sudah punya sistem image stabilization OIS ataupun EIS.
Kelebihan lainnya dari penggunaan gimbal adalah keleluasaan untuk mengontrol alat agar kamu bisa menghasilkan gerakan pan dan tilt yang mulus. Pada gimbal, biasanya terdapat stik di handle-nya yang dapat kamu gunakan untuk mengatur pergerakan gimbal. Apabila kamu ingin menyeriusi dunia videografi mobile, menginvestasikan uangmu dengan membeli gimbal yang bagus sangatlah dianjurkan. Meski begitu, kamu juga bisa menyewa gimbal untuk mencoba-coba dulu.
Mana yang Sebaiknya Kamu Pilih?
Kalau begitu, mana yang sebaiknya kamu pilih: OIS, EIS, atau malah HIS? Metode image stabilizing hybrid pada HIS tentu menawarkan keuntungan lebih karena kamu bisa merasakan kelebihan OIS dan EIS sekaligus. Soalnya, elemen OIS-nya bisa memberikan stabilitas yang natural pada video, sementara elemen EIS akan bantu hasilkan footage video yang terlihat lebih mulus.
Akan tetapi, jika kamu harus memilih antara OIS dan EIS, sebaiknya kamu pilih smartphone dengan OIS. Pasalnya, hasil footage yang diambil menggunakan sistem OIS terlihat lebih natural — bahkan OIS jauh lebih efektif untuk pengambilan gambar diam (still image). Dan apabila kamu ingin HP dengan lensa zoom berkualitas, pastikan bahwa lensa zoom tersebut dibekali dengan sistem OIS.
Bagaimana dengan gimbal? Alat yang satu ini mungkin tidak akan terlalu kamu butuhkan apabila kamu hanya ingin membuat film pendek menggunakan HP. Tapi sekali lagi jika kamu mau serius menekuni dunia mobile videography, gimbal jadi alat penting yang harus kamu punya. Terlebih jika kamu akan sering menggunakannya.
Penutup
Sampai di sini, sekarang kamu tentu sudah memahami dengan lebih baik soal image stabilization dan apa pentingnya aspek ini terutama dalam dunia fotografi maupun videografi mobile. Lebih jauh lagi, masih ada beberapa jenis image stabilization: OIS, EIS, dan HIS. Bahkan kamu juga bisa menggunakan alat berupa gimbal terutama untuk menstabilkan hasil rekaman video menggunakan kamera HP.
Baca Juga: Aplikasi Kamera Selfie yang Lagi Hits di Social Media
Secara garis besar, perbedaan OIS dan EIS terdapat pada jenisnya. Pada OIS, metode image stabilization-nya berupa hardware yang menggunakan pergerakan mekanis dalam mengatasi gerakan atau guncangan yang mendadak sehingga memengaruhi hasil gambar dalam footage video. Sementara itu, EIS memiliki fungsi serupa namun sepenuhnya mengandalkan software. Dengan begitu, EIS mendeteksi gerakan menggunakan gyroscope dan melakukan penyesuaian pada frame gambar sesudahnya.
Semoga rangkuman penjelasan mengenai image stabilization termasuk perbedaan OIS dan EIS di atas bisa membantumu lebih paham, ya!