Hai kawangadget – Setelah rilisnya Huawei Nova 9 beberapa waktu lalu, Huawei Indonesia pun merilis spesifikasi dari Huawei P50 Pro dalam web resminya. Namun, tidak seperti smartphone flagship Huawei sebelumnya, Huawei P50 Pro ada fitur-fitur yang dipangkas dikarenakan efek banned dari US. Yaps, GMS atau Google Mobile Services, sehingga menjadikan kawan-kawan yang ketergantungan dengan Services dari google seperti Gmail, Youtube, Google Docs, dan lain-lain, tidak bisa menikmati atau menggunakannya secara langsung. Harus menggunakan cara tertentu untuk bisa menggunakan services dari google dengan nyaman.
“Halah, kalau cuma Google Mobile Services mah santai, huawei juga punya Huawei Mobile Services kok dengan AppGallery nya.”
Benar, Huawei Mobile Services pun sekarang sudah semakin nyaman digunakan, aplikasi yang disediakan semakin banyak. Pun, seperti yang saya bilang tadi, masih bisa kok menggunakan fitur atau services dari google menggunakan cara-cara tertentu. Masalahnya adalah, bukan hanya GMS saja fitur yang hilang di flagship ini loh. Fitur apa yang hilang? Yaps, jaringan 5G. Layaknya Huawei Nova 9 yang rilis beberapa hari lalu di Indonesia, Huawei P50 Pro juga tidak bisa menggunakan jaringan 5G. Padahal harusnya, kedua smartphone tersebut sudah mendukung 5G dengan chipset yang mereka gunakan. Terutama Huawei P50 Pro yang menyandang gelar Flagship nya Huawei.
Huawei P50 Pro memiliki 2 versi chipset yang digunakan, Huawei P50 Pro versi Snapdragon 888, dan Huawei P50 Pro yang menggunakan chipset Kirin 9000, yang mana keduanya sudah mendukung 5G, harusnya. Lalu apa sih penyebab Huawei tidak menyematkan 5G di smartphone flagshipnya?
Dikutip dari huaweicentral.com, CEO Bisnis Konsumen Huawei Yu Chengdong menyatakan bahwa tidak adanya 5G pada perangkat barunya adalah karena empat putaran sanksi dari US. Walau tidak ada keterangan lebih lanjut mengenai alasan sebenarnya, ada beberapa teori yang beredar dari para fans. Salah satu yang paling masuk akal menurut kami adalah dari huaweicentral.com. Dimana kurang lebih menyatakan bahwasanya, tidak adanya 5G dalam smartphone Huawei karena kekurangan chip.
Dalam teknologi 5G, tentu saja bukan hanya modem saja. Jadi, ada komponen-komponen lain untuk mendukung 5G tersebut, nah salah satunya adalah RF Chip Component. Komponen RF Chips saat ini paling besar dikontrol oleh perusahaan-perusahaan US, dan juga Jepang yang merupakan sekutu US. Lalu, kemudian perusahaan-perusahaan tsb dilarang untuk menjual RF Chip ke Huawei. Sehingga walaupun Huawei memproduksi chipset sendiri pun, tanpa adanya komponen RF Chip ini maka 5G tidak akan bisa berjalan.
Efek perang dagang US dan China memang sangat besar. Huawei sendiri harus mati-matian untuk mempertahankan produknya, terutama dalam lini smartphone. Bukan hanya GMS, komponen-komponen penting dari perusahaan-perusahaan US pun kebanyakan dilarang dijual ke Huawei. Qualcomm, dan perusahaan-perusahaan sejenisnya, terpaksa berhenti menjual komponen-komponen nya ke China terutama Huawei pada september lalu.
Baca juga : spesifikasi huawei nova 9
Loh, Huawei kan punya chipset buatan sendiri? Layaknya teknologi 5G, tentu saja dalam sebuah chipset ada banyak sekali komponen didalamnya. Tak terkecuali komponen dari perusahaan di US. Sehingga dengan adanya banned dari US ini akan membatalkan potensi Huawei untuk mengembangkan chipnya. Dikarenakan banned atau diblokirnya akses Huawei ke komponen yang diperlukan dan alat fabrikasi untuk pembuatan sebuah chipset.
Tapi kok Qualcomm bisa menjual chipset snapdragon 888 ke Huawei? Dikarenakan Qualcomm diberikan izin oleh pemerintah US untuk menjual chipset ke Huawei dengan syarat tidak termasuk teknologi terbaru, misalnya 5G.
Sehingga, bisa ada dua kemungkinan bagi Huawei untuk kedepannya, Huawei harus ketergantungan membeli chipset yang diizinkan dijual oleh US ke Huawei, atau Huawei harus mengembangkan teknologi yang full komponen nya dibuat oleh Huawei sendiri. Yah, itulah alasan mengapa Huawei tidak bisa menyematkan 5G pada smartphone terbarunya, bahkan pada Huawei P50 Pro.
Source :
Huaweicentral.com
Reuters.com