Aplikasi Signal baru-baru ini ramai di khalayak perihal aplikasi kesayangan kita semua, WhatsApp akan memangkas privasi penggunanya dengan kebijakan privasi terbarunya yang disodorkan kepada penggunanya. Alhasil, hal ini membuat WhatsApp harus mempertimbangkan kembali hal tersebut.
Namun kali ini kita tidak bahas kabar tersebut. Kali ini kita akan membahas tentang aplikasi perpesanan yang digadang-gadang akan menjadi pesaing, bahkan pengganti WhatsApp, yaps aplikasi Signal. Secanggih apa sih aplikasi tersebut? Apakah memang lebih aman dari WhatsApp? Baiklah langsung saja kali ini kita akan kupas tuntas aplikasi Signal.
Daftar Isi
Lahirnya Aplikasi Signal
Sebelum kita mengupas tuntas aplikasi ini secara rinci teknis, mari kita berkenalan terlebih dahulu dengan aplikasi perpesanan yang satun ini. Kita tarik jauh ke 2010 dimana saat ini CEO Signal saat ini, Moxie Marlinspike bersama rekannya melalui Whisper Systems meluncurkan versi beta aplikasi panggilan suara terenkripsi Redphone dan program sms terenkripsi TextSecure yang hanya tersedia untuk Android.
Pada tahun berikutnya, November 2011 Whisper Systems diakuisisi oleh Twitter dengan salah satu alasannya agar perusahaan tersebut dapat meningkatkan keamanannya. Sampai pada akhirnya pada tahun yang sama, layanan Redphone Whisper Systems tidak tersedia lagi.
Di penghujung tahun yang sama, Desember 2011 Twitter merilis TextSecure sebagai perangkat lunak gratis dan bersifat open source di bawah lisensi GPLv3. Selanjutnya pada Juli 2012, RedPhone kembali hadir dengan lisensi yang sama.
Tak lama, Moxie Marlinspike hengkang dari Twitter dan mendirikan Open Whisper Systems (OWS) sebagai proyek open source kolaboratif untuk kelanjutan pengembangan dua aplikasi tersebut.
2013-2014, merupakan tahun pengembangan bagi OWS, dimana fitur-fitur baru ditemukan dan ditambahkan kepada layanan mereka salah satunya end-to-end encrypted group chat. Kemudian tibalah November 2015 ketika Redphone dan TextSecure dijadikan satu dan berubah nama menjadi Signal.
Sampai dengan 2018, Moxie Marlinspike diperkuat lagi dengan bergabungnya Brian Acton (co-founder WhatsApp) bergabung dengannya dan secara resmis mengumumkan Signal Technology Foundation sebagai organisasi nonprofit yang kedepannya akan mengembangkan Signal yang mempunyai misi “to support, accelerate, and broaden Signal’s mission of making private communication accessible and ubiquitous”. Pada tahun itu, Brian Acton juga menginvestasikan uang pribadinya sebesar 50 juta USD untuk mengembangkan Signal. Mengetahui secara singkat soal Brian Acton, dia merupakan salah satu pendiri WhatsApp yang pada 2014 diakuisisi oleh Facebook. Ada perbedaan membuat ia hengkang dan pada 2018 bersama Moxie Marlinspike mengembangkan Signal Technology Foundation.
Cara Mendaftar Aplikasi Signal di Android dan iPhone
Baiklah, setelah kami mengulas sejarah singkat dari aplikasi Signal ini kita langsung saja ke cara mendaftar akun di aplikasi Signal ini, lalu nanti kita bahas semua fitur yang ada di aplikasi ini.
- Pastinya sebelum mendaftar kamu dapat install terlebih dahulu. Kamu bisa mengunduh aplikasi Signal secara resmi melalui tautan berikut ini: https://signal.org/download/ (Android, iOS, desktop).
- Setelah itu kamu dapat langsung membukanya dan kamu akan disuguhkan halaman dengan kalimat “Jaga privasimu. Jadilah dirimu sendiri pada setiap pesan”. Kamu dapat langsung mengeklik tombol Lanjutkan saja, dan akan muncul perizinan untuk aplikasi ini membaca kontak yang ada di handphone kamu.
- Kemudian kamu akan dialihkan ke halaman pendaftaran, gampang sekali hanya dengan memasukkan nomor handphone kamu yang ingin didaftarkan ke Signal. Sudah beres isi, ketuk tombol berikutnya.
Oh iya, pastikan nomor handphone yang kamu daftarkan aktif ya. Karena akan ada SMS verifikasi yang akan dikirimkan ke nomor yang kamu daftarkan.
- 4. Jika verifikasi sudah berhasil, maka selanjutnya adalah pengisian nama pengguna, juga foto profil yang akan kamu pasang di aplikasi Signal ini.
- 5. Klik berikutnya, maka kamu akan disuruh untuk membuat PIN sebagai pengamanan berupa alfanumerik.
Sudah deh, kamu telah berhasil mendaftar akun Signal.
Baiklah, sekarang saatnya kita eksplorasi fitur-fitur yang ditawarkan oleh aplikasi ini.
Fitur-Fitur Aplikasi Signal
Aplikasi ini semakin berkembang dari tahun ke tahun. Ditambah lagi, bergabungnya salah satu ex-petinggi WhatsApp, Brian Acton. Langsung saja, saya akan membahas terlebih dahulu fitur pada kolom chat.
Baca Juga:
- Cara Membaca Pesan Whatsapp yang Sudah Dihapus
- Cara Agar Status WhatsApp Tidak Pecah (Foto & Video)
- Cara Mengirim File Besar Lebih dari 100MB Melalui Whatsapp
Fitur Chat di Signal
Pada dasarnya fiturnya hampir mirip seperti aplikasi ijo, hehe. Dari atas kita bisa lihat kolom photo profil beserta nama pengguna. Lalu ada tiga tombol pada header-nya berupa tombol video call, tombol telepon, dan tombol opsi.
Kita coba lihat yang ada pada tombol opsi ya. Jika kita klik, muncul beberapa pilihan:
1. Penghilang pesan
Fitur ini mirip seperti direct message yang ada di Instagram, secara basic. Pengguna dapat mengatur berapa waktu di mana pesan akan hilang setelah penerima membacanya. Ada beberapa pilihan waktu yang ditawarkan, yakni 5 detik, 10 detik, 30 detik, 1 menit, 5 menit, 30 menit, 1 jam, 6 jam, 12 jam, 1 hari sampai dengan 1 minggu. Cocok banget buat ngehubungin selingkuhan nih, eh… astaghfirullah.
2. Semua media
Untuk melihat media dan berkas dalam percakapan tersebut.
3. Pengaturan percakapan
Isinya untuk mengatur seperti pemberihatuan, notifikasi, warna percakapan dan profil penerima pesan.
4. Fitur pencarian pesan
5. Reset pengaturan enkripsi pesan.
6. Dan terakhir, menyeyapkan pemberitahuan.
Kemudian, di halaman chat bagian bawah juga terdapat kolom chat dan tombol kirim seperti pada umumnya aplikasi perpesanan lah ya. Dukungan pengiriman media pun juga sama. Ada gambar, video, gif, berkas, kontak, dan juga lokasi.
Sayangnya belum bisa share lokasi terkini seperti WhatsApp. Mungkin kedepan akan dihadirkan. Mungkin lho ya. Oh ya, bisa voice note juga, heuheu.
Untuk video call, dan telepon. Tak ada yang beda dengan aplikasi perpesanan mainstream.
Fitur Grup di Signal
Setelah bahas fitur basic yang ada di aplikasi ini, sekarang kita akan bahas tentang fitur grup. Setelah saya coba agak berbeda sih dengan si ijo. Karena ketika kita mengundang untuk bergabung ke dalam grup kita harus menunggu persetujuan yang pengelola grup undang. Jadi nggak akan ada lagi tuh kejidian tiba-tiba dimasukin grup online shop, wkwkwk.
Lainnya sama kurang lebih sama, video call grup? Bisa, tenang.
Jika penasaran, langsung saja deh saya sarankan untuk mencoba aplikasi ini. Satu hal kekurangan yang saya rasakan ketika menggunakan aplikasi ini ialah, masih sepi di circle saya. Masih jarang banget yang pakai ini. Padahal secara global sudah puluhan juta pengguna. Tinggal tunggu waktunya nih, hihi.
Demikian pengalaman saya menggunakan aplikasi Signal. Semoga yang terbaik untuk aplikasi ini, dan jangan lupa share ke teman-teman kamu ya. Biar punya teman du Signal. wkwk